Minggu, 06 Desember 2009

CINA
Zaman Perpecahan I
Dinasti pengganti ketika Dinasti Han berakhir adalah Dinasti Wei yang beribukota di Loyang, Dinasti Wu beribukota di Nanking dan Dinasti Shu yang nanti berubah menjadi Dinasti T’sin beribukota di Cheng Tu dan masa itu dikenal sebagai Zaman Tiga Kerajaan di mana wilayah Cina terpecah-pecah. Dinasti T’sin inilah yang nanti akan berperan dalam mempersatukan seluruh wilayah Cina.
Pasca kemunduran Dinasti T’sin, wilayah Cina Utara diserbu oleh bangsa-bangsa nomad dan menjadikan Cina Utara terbagi ke dalam kerajaan-kerajaan kecil dan masa itu disebut dengan Zaman Enam Dinasti karena hanya ada 6 dinasti yang mnedapat pengakuan.
Telah terjadi berbagai penyerbuan yang dilakukan oleh bangsa Yuan-Yuan dari Mongol terhadap Kerajaan Yen yang merupakan salah satu dari enam dinasti yang didirikan oleh Bangsa Hsiungnu. Wilayahnya membentang dari utara tembok besar sampai Pegunungan Altai.
Salah seorang keturunan Cina Asli, Yang Chien berhasil mengalahkan dinasti-dinasti asing yang berkuasa di Cina Utara untuk selanjutnya diperasatukan dan mendirikan dinasti baru, Dinasti Sui. Walaupun kerap terjadi penyerbuan terhadap daerah-daerah Cina Utara, namun bukan berarti kebudayaan Cina lenyap begitu saja. Buktinya kota Chan-An dan Lo-Yang berperan aktif menjadi pusat budaya dan peradaban Cina bahkan bangsa asing yang menganeksasi wilaya Cina tersebut melebur ke dalam budaya Cina yang oleh penulis sejarah cina disebut lima hu.
Ditinjau dari aspek sosiologis, Zaman Enam Dinasti disebabkan adanya persaingan yang ketat antara Kaum Gentri Cina dengan Kaum Bangsawan Nomad yang bermukim di Cina Utara. Karena Kaum Gentri ini jumlahnya kecil, lambat laun mereka melebur dan menghilangkan kultur mereka untuk kemudian masuk ke dalam kultur Bangsa Cina. Ketika masa peleburan itu, Agama Budha dan Taoisme mendapat respon yang positif dari masyarakat yang sedang berada dalam rasa tegang dan mencekam akibat peperangan. Dan masa itu lahirlah seorang rahib Budha, Fa-Hien yang namanya sering muncul dalam sumber-sumber pemberitaan dari Cina.
Dinasti Sui
Didirikan oleh Kaisar Yang Chien dan diganti oleh putranya yang kedua, Sui Wen Ti dengan gelar Sui Yang Ti dan memindahkan pusat kerajaan dari Chang-An ke Lo-Yang. Karya pembangunannya yang paling monumental adalah pembangunan kanal sungai dari utara ke selatan yang sangat penting bagi irigasi pertanian Cina Selatan dan Cina Utara. Ia juga berhasil melakukan penyerangan terhadap Suku Tue Chueh dan mengadakan konsolidasi dengan Suku Tolos (Turki) yang tujuannya mengusir Suku Tuyu-Hun dari Tibet.
Dinasti Tang
Didirikan oleh Li Yuan dengan gelar Kaisar Tang Kau Tzu dan digantikan oleh Li Shih min bergelar Kaisar Tang Tai Tsung di mana ia berhasil melakukan konsolidasi internal dan mengusir bangsa asing dari wilayahnya. Puncak keemasan Dinasti Tang terjadi di masa pemerintahan Kaisar Ming Huah, cucu Kaisar Kao Tzung. Di masanya seni puisi, lukis dan bangunan serta kebudayaan Cina mencapai puncaknya. Teknologi mulai diperkenalkan. Bidang agama tak luput dari kebijakannya yang menjamin toleransi beragama. Bidang hukum pun mendapat kodifikasi darinya. Berbagai kemajuan diraih oleh Dinasti Tang karena pemerintahannya berkehendak kuat untuk menerapkan sistem kelembagaan yang kuat, teratur dan tertata dengan baik. Di masa akhir pemerintahan Kaisar Ming Huan, terjadi berbagai pemberontakan dan salah satunya dilakukan oleh golongan petani dipimpin oleh Huang Ch’ao yang berhasil mendirikan Dinasti Ta Chi, namun berhasil dipadamkan. Pasca pemberontakan justru terjadi rivalitas antara panglima perang Dinasti Tang dalam berebut pengaruh sehingga Dinasti Tang mengalami kehancuran total dan masyarakat kembali berada dalam konflik berkepanjangan.
Zaman Lima Dinasti
Zaman Perpecahan II
Di akhir pemerintahan Dinasti Tang, banyak wilayah yang mulai melepaskan diri dan mendirikan kerajaan-kerajaan kecil dan pada akhirnya mendapat serangan dari Bangsa Mongol dengan mendirikan Dinasti Liao. Setelah beberapa lama, seluruh wilayah Cina yang telah terpecah pecah itu akhirnya dapat dipersatukan kembali oleh Dinasti Sung. Namun wilayah yang dimiliki tidak melebihi wilayah Cina Asli. Dinasti ini pernah bersekutu dengan Dinasti Ch’in untuk menghancurkan Liao. Setelah itu, malah Dinasti Sung yang diserang dan diusir ke sebelah selatan sungai Yang Tse yang mengakibatkan Cina terbagi menjadi 2 dinasti, Dinasti Chin menguasai Cina Utara dan Bangsa Asing yang menguasai wilayah Yarchid. Walaupun Cina pada zaman Dinasti Sung mengalami kelemahan dalam bidang politik, namun zaman ini mencatat beberapa hasil gemilang khususnya di bidang kebudayaan, percetakan yang di masa Dinasti Sung telah terbit sebuah surat kabar yang diberi nama Chiang Pao. Seni lukis juga juga mendapat perhatian dengan dihasilkannnya berbagai barang-barang porselen yang dihiasi oleh seni keindahan yang yang bermutu tinggi. Di bidang filsafat, terjadi pembaharuan ajaran Confusionisme oleh Chu Hsi yang kemudian mendirikan Mashab Li.
Dalam menghadapi perlawanan musuh-musuhnya, Dinasti Sung melakukan dua pendekatan, untuk musuhnya di utara, mereka menggunakan pendekatan dan strategi perang yang difensif, sedangkan musuh di selatan dengan menggunakan pendekatan dan strategi perang yang offensif.
Perubahan kepemilikan tanah oleh para tuan tanah juga mengalami perkembangan yang di satu sisi memberikan keuntungan yang besar bagi pemilik tanah dan di sisi lain merugikan bagi petani kecil. Pada saat yag bersamaan, keadaan keuangan negara semakin memburuk yang disebabkan oleh adanya penggelapan pajak, KKN yang tidak terkendali.
Adalah seorang Wang Ang Shih yang diangkat sebagai menteri keuangan yang didaulat untuk mengatasi krisis keuangan. Menurut Wang Ang Shih, kelemahan negara lebih banyak disebabkan oleh pendidikan para pegawai yang kurang sempurna sehingga berimplikasi pada mentalitasnya sehingga sangat sulit mengharapkan kejujuran dan integritas sebagai pegawai. Berbagai kebijakan yang dilakukan oleh Wang Ang Shih mendapat berbagai tentangan dari berbagai golongan dan ketika keadaan makin memanas, Dinasti Sung malah diserang oleh Dinasti Chin sehingga Dinasti Sung mundur sampai ke selatan sungai Yang Tze. Keputusan mundur ditentang oleh kaum kapitalis dan gentry yang lebih setuju membeli perdamaian daripada harus mundur sedangkan kaum patriotis pimpinan Yo Pei menghendaki perang untuk merebut kembali wilayah Cina Utara
Kaum militer dipimpin oleh Han To Wei dengan dukungan gentry berhasil mendesak kaisar untuk menjalankan program militer dengan menasionalisasi tanah-tanah pengusaha dan menggantinya dengan uang yang layak serta memberikan tanah-tanah itu kepada petani-petani kecil untuk kemudian hasilnya digunakan membiayai pasukan. Adanya persekongkolan dalam tubuh Dinasti Sung menyebabkan dinasti ini mengalami kehancuran setelah mendapat serang dari Kubilai Khan.

BANGSA PADANG RUMPUT
SERBUAN DARI DAERAH PADANG RUMPUT.
Koneksi perdagangan Cina lahir di masa Dinasti Shang. Suku-suku di utara merupakan musuh terbesar Bangsa Cina.
Peradaban Cina lahir dan berkembang di dataran lembah Sungai Kuning atas dasar perekonomian masyarakat yang agraris. Tujuan utama mereka melakukan perluasan adalah menciptakan daerah pertanian yang menjadi basis kehidupannya dan petani menjadi pioner dan perintis dalam hal itu.pada hakekatnya, sejarah ekspansi tanah Cina adalah ekspansi pertanian.
Masyarakat komunitas Cina terbentuk di sebuah daerah yang dikelilingi oleh masyarakat-masyarakat bukan Cina. Inti dari sejarah dan peradaban Cina Kuno terdapat di dataran Sungai Kuning yang di dalamnya terdapat tanah Loss yang sangat subur. Sistem kolonisasi pertanian yang diberlakukan di zaman Dinasti Chou terdiri dari federasi negara-negara yang berada di bawah pimpinan seorang raja sentral yang menarik pajak tinggi dan dibayar dengan tanamn hasil pertanian, yaitu gandum.
Di masa Dinasti Chou, musuh-musuh terbesar Bangsa Cina adalah suku-suku Jung dan Ti yang merupakan suku pengembara. Mereka beternak kuda yang handal yang mendiami Dataran Shensi dan dianggap sebagai pendahulu dari kemunculan Bangsa Hsiungnu (Huna). Pada masa inilah didirikan Tembok Besar Cina yang berfungsi mengahalau serangan Bangsa Barbar dari utara dan Barat Cina.
Di masa Dinasti Ch’in serangan dan serbuan Bangsa Huna berhasil dibendung oleh Tembok Besar bahkan dipukul mundur dan diusir dari Daerah Ordos.
Berdasarkan asumsi yang berkembang, Bangsa Huna sebenarnya bukanlah Bangsa Barbar yang liar dan biadab . Mereka berkeinginan untuk menyesuaikan diri dengan Peradaban Cina dan hal itu dibuktikan dengan pengambilan seorang putri Cina untuk menjadi istri raja dari Suku Huna.
Kendati sudah ada perdamaian dan telah terjadi kesepakatan antaar Bangsa Cina dan Bangsa Huna. Namun gangguan dan serangan Bangsa Huna terus berlangsung. Untuk itu, kaisar keenam dari Dinasti Han, Kaisar Han Wu Ti mengubah haluan politiknya terhadap Bangsa Huan yang semula defensif menjadi offensif.
Sepeninggal Kaisar Han Wu Ti, Dinasti Han mengalami kemunduran dan semakin melemah. Kemudian muncul Dinasti Hsin yang dianggap sebagai dinasti transisi antara Han Barat dan Han Timur yang didirikan oleh wali pangeran pengganti Raja Han Wu Ti.
Sejarah dinasti-dinasti di Cina pada garis besarnya menjalankan pola pendirina yang sama anatar satu dinasti dengan dinasti lainnya. Jika sebuah dinasti yang kuat mengadakan ekspansi dan berkembang sampai mencapai puncak kejayaannya, kemudian melemah dan hancur. Daerah kerajaan yang luas menjadi susut kembali.
Serbuan Bangsa Huna di Cina Utara disusul kemudian oleh suku-suku nomad lainnya. Kemudian mereka mendirikan dinasti-dinasti asing. Lambat laun, melalui proses evolusi yang panjang, suku-suku asing yang menduduki Cina Utara mengalami sinifikasi.
Ketika Cina dipersatukan oleh Dinasti Sui, karena tidak adanya rasa persatuan dari suku-suku asing yang menjadi musuh utama Dinasti Sui, maka hal itu digunakan sebagai celah oleh Dinasti sui untuk mengadakan politik adu domba terhadapnya.
Ketika kaisar Ming Huah berkuasa, ancaman bahaya datang dari utara dan barat laut Tembok Besar dengan Suku Khitannya, kemudian ada Suku Manchuria. Setelah Suku Khitan, muncul kekuatan baru, yaitu Suku Tangut dari Turki dengan mendirikan Dinasti Shi Hsia (Hsia Barat).
Pada saat yang bersamaan, suku-suku mongol berhasil dipersatukan oleh Jenghis Khan lalu mendirikan sebuah Kerajaan Mongol yang kuat.
Suku Bangsa Mongol berhasil disatukan dalam sebuah federasi yang dikepalai seorang pemimpin yang memakai gelar Khan. sejak negara federasi ini dibentuk, muncul sebutan Bangsa Mongol.
Dinasti Chin berniat untuk menguasai Wilayah Mongol dengan menghasut Suku Tartar agar memberontak kepada Mongol dan usaha itu berhasil dengan terceraiberainya kembali Suku Bangsa Mongol. Kemudian muncul Temudzin yang nanti dianggap sebagai wakil Tugrul Khan dan diangkat sebagai raja dengan gelar Jenghis Khan yang nanti memperluas semua wilayah kerajaannya di luar Wilayah Mongol.
Keunggulan-keunggulan Tentara Mongol dalam perang bukan disebabkan jumlah pasukan tetapi tingkat kedisiplinannya yang tinggi serta adanya soliditas dan solidaritas yang baik. Seorang anak laki-laki Mongol sudah belajar naik kuda di usia 3 tahun.
Jenghis Khan membangun pangkalan-pangkalan untuk penempatan pasukan Mongol dalam melakukan penyerbuan. Ia dikenal sebagai pimpinan perang yang bengis dan orgainsator yang bermental baja dan penggantinya adalah Ogodai. Pasca kematian Ogodai karena miras mengakhiri kebijakan ofensif tentara Mongol.
Kerajaan Mongol mencapai puncak kejayaan di masa pemerintahan Raja Kubilai Khan yang mendirikan Dinasti Yuan dan mengadakan ekspansi ke seluruh Daratan Cina. Cina Selatan dan Cina Utara dikuasainya begtu juga Dinasti Sung di selatan dihancurkannya. Ia juga mengadakan ekspansi sampai ke Jepang dan Korea. Pada masanya hubungan timur dan barat semakin ramai. Terbukti dengan ramainya kunjungan pedagang-pedagang asing di Cina seperti Marco Polo dan Ibn Batutah. Semua menandakan hubungan yang baik.
Pasca kematiannya, Dinasti Yuan mengalami kehancuran dan 3 setengah abad kemudian dinasti ini mengalami kehancuran total. Daerah-daerah yang menjadi kekuasaannya mulai melepaskan diri.
Pendapat : kita mendapati bahwa apa yang sekarang dikenal sebagai Bangsa Cina merupakan hasil peleburan dari bangsa asing yang ada di utara dan baratnya dengan Bangsa Cina Asli. Hal ini mengindikasikan bahwa Cina merupakan daerah Melting Pot bangsa-bangsa yang dalam perkembangannya selalu mengalami perubahan. Dalam peleburan itu pun nanti akan melahirkan budaya-budaya baru perpaduan budaya nomad yang lebih pada sektor peternakan dengan budaya agraria Walaupun terjadi sinifikasi budaya dan bangsa, tetap saja bangsa-bangsa asing tersebut merupakan musuh bebuyutan dari dinasti-dinasti yang berkuasa di Cina. Jatuh bangunnya dinasti-dinasti besar di Cina juga tak luput dari andil besar penyerbuan bangsa asing itu. Karena mereka sendiri adalah bangsa nomad yang tiap saat selalu berpindah mencari lahan yang cocok untuk beternak. Salah satu bukti yang mengindikasikan adanay sinifikasi ntersebut adalah dengan didirikannya dinasti Yuan oleh bangsa mongol dengan Kubilai Khan sebagai kaisarnya. Kedengarannya aneh, Orang Mongol namun mendirikan dinasti dengan nama Cina. Namun itu adalah fakta empiris dan sejarah Dinasti Yuan akan mewarnai arena politik Asia Timur bahkan termasuk Indonesia ketika masa Kerajaan Singosari. Ketika masa perpecahan dinasti-dinasti di Cina juga kita bisa menyimak bagaiman peran Agama Budha dan Taoisme yang mendapat respon cukup hangat dari masyarakat karena memberikan sebuah ketengan jiwa kala rasa dihantui ketegangan akibat peperangan.dan sungguh pun nanti Budha akan mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perbedaan karakter dan corak kehidupan Cina Utara dan Selatan juga menjadi penyebab ketidak harmonisan hubungan keduanya. Pada masa perang kemerdekaan juga kita akan melihat bagaimana bangsa asing dengan intrik-intriknya berusaha menanamkan pengaruhnya di Cina. Cina yang kita tahu berlabelkan Ideologi Komunis warisan Soviet namun dengan sedikit adaptasi akan mengubah imej komunis yang khas Cina. Kita mendapati pejuang-pejuang nasionalis seperti Sun Yat Sen yang nanti akan menyingkir ke Taiwan dan mendirikan Negara Taiwan pasca berkuasanya partai Kuomintang pimpinan Ciang Kai Sek. Kemudian seorang komunis Cina, Mao Ze Dong yang nanti menjadi kolaborator ulung Cina dalam menggapai kemerdekaan revolusioner. Secara umum, sebenarnya apa yang terjadi cina merupakan sebuah perjalanan yang kan selalu mewarnai sejarahnya. Baik itu ketika terjadi perpecahan karena serangan bangsa asing, adanay sinifikasi asing ke dalam bangsa dan budaya cina yang melebur menjadi satu, adanay intervensi-intervensi asing yang dan sebuah pergulatan menuju kemerdekaan oleh Partai Komunis Cina

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ing arso asung tulodho, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani