Rabu, 27 Januari 2010

Minggu, 06 Desember 2009

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


SATUAN PENDIDIKAN : SMA N 1 SINGARAJA
MATA PELAJARAN : SEJARAH
KELAS/PROGRAM : XII IPS
SEMESTER : I
ALOKASI WAKTU : 2 x 45 MENIT (1 KALI PERTEMUAN)
TAHUN AJARAN : 2008-2009


Standar Kompetensi : Menjelaskan Masa Revolusi Fisik di Indonesia
Kompetensi Dasar : Menjelaskan Maksud dan Tujuan Agresi Militer Belanda I dan II Serta Ekses-Eksesnya Dalam bidang Politik dan Diplomasi.
Indikator pencapaian : Siswa Dapat Menjelaskan Maksud dan Tujuan Agresi Militer Belanda I dan II Serta Ekses-Eksesnya Dalam Bidang Politik dan Diplomasi.
A. Uraian Materi :
1. Maksud dan Tujuan dilaksanakannya Agresi Militer Belanda I dan II
2. Proses Berlangsungnya Agresi
3. Ekses-Ekses di Bidang Politik dan Diplomasi

B. Metode Pembelajaran
Ceramah bervariasi dan Penugasan.

C. Materi diskusi
1. Apa yang anak ketahui tentang Agresi Militer Belanda I dan II ?
2. Apa dampak-dampak yang timbul akibat agresi tersebut ?
3. Bagaimana peran PBB dalam upayanya menjaga perdamaian dunia terkait agresi ini ?
4. Isi perjanjian Linggarjati, Renville, Roem-Royen dan KMB serta maksud dan tujuannya ?
5. Apa yang anak ketahui tentang Masa Liberal yang menandai babak baru dalam sejarah Indonesia ?





D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Lama Pertemuan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Pendahuluan
10 menit










Kegiatan inti 50 Menit






















Evaluasi 20 menit

Kegiatan akhir
10 menit • Menciptakan kondisi belajar yang kondusif dengan mengucapkan “Selamat Pagi”
• Mengabsen kehadiran siswa
• Menyampaikan kompetensi dasar dan indikator yang akan dibahas
• Apersepsi materi



• Memberikan ceramah dengan media berupa gambar dan peta persebaran
• Melemparkan beberapa pertanyaan dan menginstruksikan siswa untuk mendiskusikannya dengan teman sebangku.
• Proses diskusi kelas
• Mengawasi dan memfasilitasi jalannya diskusi
• Membimbing siswa yang memerlukan bantuan
• Guru memberikan apresiasi berupa cek list pada lembar penilaian bagi siswa yang berperan aktif dalam memaparkan pemikirannya baik yang berupa jawaban maupun pertanyaan dan sanggahan.
• Memberikan motivasi kepada siswa yang belum memberikan kontribusi dalam proses diskusi agar ikut aktif demi kelancaran pembelajaran.
• Memberikan arahan dan mempertegas jawaban siswa dari hasil diskusi
• Memberikan kesimpulan atas diskusi yang telah dilakukan

• Memberikan evaluasi (tes kecil) dan penugasan

• Menyampaikan kompetensi dasar, indikator dan materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya
• Guru menutup pelajaran dengan salam penutup • Menyiapkan buku pelajaran dan alat tulis
• Memperhatikan pengabsenan
• Mencermati KD dan indikator yang akan dibahas
• Mendengarkan apersepsi materi yang dibawakan oleh guru
• Mendengarkan ceramah dengan tertib dan tenang
• Malakukan diskusi dengan teman sebangku dan setelahnya, ikut aktif baik dalam memberikan jawaban, pertanyaan maupun sanggahan pada proses diskusi kelas
• Mendengarkan pengarahan guru pengajar dari hasil diskusi
• Menanyakan hal-hal yang belum dimengerti pada saat diskusi
• Mencatat hasil diskusi dan kesimpulan guru







• Mengerjakan test kecil secara tertib dan mencatat soal tugas rumah
• Mencatat indikator dan materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya

E. Alat/Sarana/Bahan dan Sumber Belajar
- Alat peraga : Gambar dan Peta
- Sumber : Sardiman, A.M, dkk. 2006. Khazanah Ilmu Pengetahuan Sosial 3. Solo. PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
- LKS Ratih kelas XI IPS . Sekawan, Klaten.
- LKS Wajar kelas XI IPS Terpadu. Graha Pustaka, Jakarta.

F. Penilaian
Praktik dinilai dengan
2. Alat Penilaian :
a. Butir tagihan individu :
- Jenis Tagihan : Individu
- Bentuk instrument : essay
- Butir tagihan :

1. Masyarakat berburu dibedakan menjadi 2, sebutkna hasil-hasil kebudayaannya minimal 3 buah pada masing-masing bentuk masyarakat!
2. Jelaskan, apa yang anda ketahui tentang bentuk-bentuk kehidupan sosial masyarakat berburu !
3. Apa yang melatarbelakangi kehidupan menetap dari manusia dan apa dampaknya bagi kehidupan selanjutnya ?
4. Ketika masyarakat berburu berralih menjadi masyarakat menetap, muncullah sistem-sistem kepercayaannya sebagai satu bentuk penjabaran yakni animisme dan dinamisme, apa maksudnya dan berikan contoh aplikasinya dalam kehidupan ?





Tugas Rumah:

g. Apa yang anda ketahui tentang sistem pemerintahan ministeril yang mengawali babak baru perpolitikan tanah air?
h. Sebut dan jelaskan 2 usaha yang dilakukan Belanda dalam upayanya menancapkan hegemoninya di Indonesia?
i. Dalam Agresi Militer Belanda II, Belanda berhasil menguasai ibu kota negara di Yogyakarta serta menahan para tokoh politk bangsa termasuk presiden dan wakili presiden. Bagaimana reaksi Bangsa Indonesia terutama TNI dan bagaimana pula reaksi Dunia melalui PBBnya




Kunci Jawaban Post Test

1. Belanda dalam mewujudkan keinginannya berkuasa kembali secara penuh atas Republik Indonesia selalu melancarkan berbagai hal termasuk memerangi Republik ini. Pada tanggal 27 Mei 1947, Belanda mengirimkan nota ultimatum yang salah satu isinya adalah penyelenggaraan ketertiban dan keamanan bersama (gendarmeri). Namun karena tidak mendapatkan jawaban yang pasti dari pihak Republik yang waktu itu telah memilki sebuah sistem pemerintahan ala Barat dengan perdana menterinya Sutan Sjahrir, akhirnya apada tanggal 20 Juli 1947, Belanda melancarkan agresi militernya yang pertama atas wilayah-wilayah indonesia dan menetapkan sebuah garis demarkasi yang dikenal dengan garis van Mook.
Sedangkan agresi militer belanda menyasar ibu kota republik yang berkedudukan di Yogyakarta dan berhasil menguasainya serta menagkap tokoh-tokoh bangsa termasuk presiden dan wakil presiden. Motif penyerangan tersebut karena Belanda merasa yakin akan mampu membinasakan Republik ini dan memang akhirnya ibu kota Republik jatuh dan Belanda pun berkoar merasa bangga telah dapat meniadakan keberadaan Republik ini. Namun sebelum belanda menangkap para tokoh bangsa, presiden Soekarno telah memberikan mandat kepada Sjafrudin Prawiranegara untuk mendirikan Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Bikittinggi. Hal tersebut menandakan bahwa Republik ini masih bernafas walaupun ibu kota telah dikuasai.
2. - Belanda mengakui secara de facto Republik Indonesia dengan wilayah kekuasaan yang meliputi Sumatra, Jawa dan Madura
- Republik Indonesia dan Belanda akan bekerja sama dalam membentuk Negara Indonesia Serikat, dengan nama Republik Indonesia Serikat Republik
- Indonesia Serikat dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia - Belanda dengan Ratu Belanda sebagai ketuanya.
- Uni Indonesia Belanda dan Republik Indonesia Serikat akan dibentuk sebelum tanggal 1 Januari 1949 dan akan menentukan badan-badan perwakilannya untuk mengatur masalah-masalah kepentingan bersama.
- Kedua belah pihak akan mengurangi kekuatan pasukannya, menjaga hukum dan ketertiban serta kedaulatan Republik atas semua tuntutan bangsa asing untuk memperoleh ganti rugi dan mengelola hak-hak serta milik-milik mereka di dalam wilayah Republik.
3 Kabinet Amir mengalami kejatuhan karena mendapat mosi tak percaya yang sangat kuat dari kabinet. Salah satunya oposisi yang dilakukan oleh Hatta dan Partai Masyumi yang pada dasarnya tidak menyetujui cara-cara yang dilakukan Amir dalam diplomasi sehingga pada akhirnya RI harus menandatangai perjanjian Renville yang makin mempersempit wilayah Indonesia
f. Komisi tiga negara (Committee of Good Offices for Indonesia) adalah sebuah komisi hasil bentukan campur tangan AS dan Inggris pasca Agresi militer belanda I serta PBB dalam pertikaian Indonesia – Belanda yang nanti akan melahirkan Perjanjian Renville dan ditandai dengan kejatuhan Kabinet Amir Syariffuddin. Dalam perundingan yang disponsori oleh KTN tersebut, Indonesia memilih Australia dan Belanda memilih Belgia.

Kunci Jawaban Tugas Rumah
1. Sistem pemerintahan ministeril adalah sebuah sistem pemerintahan gaya Barat di mana kepala pemerintahannya dipegang oleh seorang perdana menteri dan presiden hanyalah sebagai kepala negara dan merupakan simbol pemersatu bangsa. Dalambmelakukan tugasnya, perdana menteri dibnatu oleh kabinet-kabinet koalisi partai dan bila terjadi mosi tak percaya dalam kabinet yang kuat, maka kabinet bentukan hasil koalisi tersebut akan bubar dan digantikan kabinet yang baru dan yang berhak mendapat mandat itu adalah presiden dengan menunjuk orang yang ia percayai untuk menjadi formatur kabinet.
2. Dua usaha yang dilakukan Belanda dalam menancapkan kembali kekuasaannya di Indonesia adalah dengan jalan diplomasi dan peperangan. Dalam usaha diplomasinya Belanda selalu mendapatkan keuntungan dengan berbagai persetujuan yang terjadi sehingga wilayah Republik makin sempit dari semula. Di samping juga ia melakukan politik pecah belah dengan mendirikan negara boneka sebagai tandingan RI. Begitu liciknya Belanda dalam hal ini sehingga mampu mengadu domba anak bangsa . Di kancah perang, Belanda menguasai wilayah Republik secara paksa dengan kekuatan militer dengan adanya Agresi milIter Belanda I dan II yang mendapat kecaman keras dari dunia internasional.
3. Reaksi TNI ketika terjadi penguasaan ibu kota negara di Yogyakarta adalah segera menyusun strategi perang dan dengan cermat melakukan serangan balasan atas Yogyakarta yang dipimpin oleh Panglima Soedirman yang kita kenal dengan Serangan Umum Satu Maret. Walau pada akhirnya ibu kota negara dikuasai oleh TNI selama enam jam, namun itu sudah cukup baginya untuk memberitakan kepada dunia bahwa Indonesia masih hidup. Sedangkan pihak internasional sendiri mengecam keras aksi tersebut. Pihak Amerika Serikat sendiri mengancam kepada Belanda agar segera diadakan perundingan untuk menyelesaiakan masalah dan bila tidak, maka AS akan menyetop bantuan persenjataannya kepada Belanda (Marshal Plan).




















G. PENSKORAN

Lembar Penilaian Diskusi
No Nama siswa Aspek yang dinilai Skor Nilai
1 2 3 4 5
1
2 ANTON
ANDI B
B B
C B
C C
B B
B 14
13 7
6,5

ket: 1. Keseriusan siswa mengikuti pelajaran
2. Keaktifan siswa dalam memberikan jawaban, sanggahan dan pertanyaan
3. Keterampilan berbicara
4. Antusiasme siswa dalam menjaga ketenangan di dalam kelas
5. Antusiasme siswa dalam menghormati guru yang mengajar
Ket : A= 4
B = 3
C = 2
D = 1
Skor = Jumlah Aspek yang Dinilai
Nilai= Skor : 2
Skor Anton = 14, Nilai Anton = 14:2 = 7






Lembar Penilaian Post test dan Tugas Rumah
NO NAMA SISWA Aspek yang dinilai
1 2 3 Skor Nilai
1 ANDRA 75 80 75 230 76,6




Ket : 1. Kerapian tulisan………………………….30
2. Ketepatan jawaban……………………….60
3. Tepat waktu pengumpulan………….........10

Skor = Jumlah Aspek yang Dinilai
Nilai = Skor : 3
Skor Andra : 230, Nilai Andra = 230: 3 = 76,6


Lembar Absensi Siswa
No Nama Cek list total nilai
Prt.1 Prt.2 Prt.3 Prt.4 Prt.5 Prt.6
2 GILANG * * * * * 5 8,3
3 HERU * * * 3 5

Ket : Tanda * = kehadiran

Nilai = total × 5 ÷ 3










































Lampiran gambar dan peta









Suasana Perjanjian Linggarjati



US Renville di Pelabuhan Jakarta




Suasana perjanjian Renville


Haji Agus Salim
NAMA : I PUTU HENDRA MAS MARTAYANA
NIM : 0714021011
SEMESTER : IV
KELAS :A


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


SATUAN PENDIDIKAN : SMP N 2 GEROKGAK
MATA PELAJARAN : SEJARAH
KELAS/PROGRAM : VII A
SEMESTER : I
ALOKASI WAKTU : 2 x 45 MENIT (1 KALI PERTEMUAN)
TAHUN AJARAN : 2008-2009

Kondisi Kelas : Kelas VII A bersebelahan dengan kelas VII B di selatannya dan kantin di sebelah timurnya. Sebelah baratnya ada lapangan upacara dan sebelah utara ada ruang perpustakaan. Lingkungan kelas sering menjadi bising manakala ada kelas lain yang tidak ada jam pelajaran dan semua siswa tumpah ke kantin sehingga konsentrasi siswa menjadi terganggu akibat kebisingan itu. Untuk mengantisipasi jika masalah itu benar-benar terjadi, selaku pendidik, maka siswa akan diarahkan menuju ke perpustakaan yang jaraknya relatif dekat dengan kelas. Karena pada jam-jam seperti itu sangat jarang siswa berkunjung ke perpustakaan. Di samping juga keadaan perpustakaan yang relatif nyaman dan sedikit jauh dari kebisingan kantin.
Kondisi Siswa : Siswa berjumlah 40 orang dan karena kelas yang diajar adalah kelas unggulan di sekolah itu, artinya yang ada di kelas itu adalah siswa-siswi pilihan yang telah disaring dari berbagai siswa SD lewat TPA, maka secara tak langsung antusiasme terhadap palajaran apapun selalu tinggi termasuk terhadap pelajaran sejarah yang dibuktikan dengan sikap kritis dan analitis dan penuh motivasi serta rasa ingin tahu yang begitu besar dari siswa saat mengikuti pelajaran.
Waktu : Alokasi waktu yang diberikan pada mata pelajaran ini adalah 90 menit pada jam CD (pukul 08.30-10.00). Karena alokasi waktu yang diberikan yakni jam CD dari pukul 08.30-10.00, tentu akan berbenturan dengan waktu istirahat siswa pukul 09.15, maka pelajaran tetap disambung dengan harapan konsentrasi siswa tetap fokus dalam mengikuti pelajaran di samping itu materi pelajaran akan terserap secara menyeluruh dan tidak setengah-setengah sehingga apa yang diterima tidak hanya masuk telinga kiri keluar telinga kanan, untuk itu pendidik menyiasati alokasi waktu yang berbenturan itu dengan mengadakan diskusi agar lebih terasa menarik. Selain juga waktu yang masih pagi, daya otak masing-masing siswa sedang hangat-hangatnya sehingga respon siswa dalam mengikuti pelajaran tetap tinggi.


Standar Kompetensi : Menganalisis pembabakan zaman pra sejarah di Indonesia

Kompetensi Dasar: Siswa dapat menganalisis pembabakan zaman pra sejarah berdasarkan geologi
Indikator pencapaian : Siswa dapat menganalisis pembabakan Zaman pra sejarah berdasarkan geologi, mendeskripsikan bentuk dan ciri kehidupan yang muncul pada masa itu serta mampu menjelaskan perkembangan masa selanjutnya.
Uraian materi :
Geologi adalah ilmu yang mempelajari bumi secara keseluruhan. Berdasarkan geologi, terjadinya bumi sampai sekarang dibagi ke dalam empat zaman. Zaman-zaman tersebut merupakan periodisasi atau pembabakan pra sejarah yang terdiri dari zaman Arkaekum (zaman tertua) yang berlangsung 2500 tahun yang lalu, Zaman Paleozoikum (zaman tua) yang berlangsung 340 juta tahun, Zaman Mesozoikum (zaman hidup pertengahan/sekunder) yang berlangsung kira-kira 140 juta tahun dan Zaman Neozoikum (zaman hidup muda) yang terbagi lagi menjadi dua zaman yang memiliki kemunculan ciri serta karakter kehidupan yang berbeda.

A. Metode
Ceramah dan diskusi kelas
B. Materi Diskusi 1 (Zaman Arkaekum dan Paleozoikum)
- Bagaimana keadaan bumi ketika berlangsung Zaman Arkaekum ?
- Kenapa keadaan bumi dikatakan belum stabil ketika Zaman Arkaekum berlangsung?
- Bagaimana dan jenis kehidupan seperti apa yang muncul ketika berlangsung Zaman Paleozoikum? Lihat gambar
2 (Zaman Masozoikum dan Neozoikum)
– Bagaimana ciri kehidupan yang muncul pada Zaman Mesozoikum? Lihat gambar
– Bagaimanakah pembagian Zaman Neozoikum ?
– Apa pula yang menjadi ciri kehidupan masing-masing Zaman?



H. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Lama Pertemuan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Pendahuluan
10 menit










Kegiatan inti 15 menit











35 menit










25 menit


Kegiatan akhir 5 menit • Menciptakan kondisi belajar yang kondusif dengan mengucapkan “Selamat Pagi”
• Mengabsen kehadiran siswa
• Apersepsi materi
• Menyampaikan kompetensi dasar dan indikator yang akan dibahas
• Melakukan proses diskusi




• Proses diskusi I dan II
• Pengarahan siswa untuk mencermati dan mendengarkan dengan baik, bila kurang paham dan kurang jelas dipersilahkan untuk bertanya
• Memberikan motivasi kepada siswa demi kelancaran diskusi




• Mengawasi dan memfasilitasi jalannya diskusi
• Membimbing siswa yang memerlukan bantuan
• Memberikan arahan dan mempertegas jawaban siswa dari hasil diskusi
• Menginstruksikan kepada siswa untuk menyimpulkan hasil diskusi
• Memberikan rangkuman dan kesimpulan atas diskusi yang dilakukan
• Memberikan evaluasi (tes kecil)

• Menyampaikan kompetensi dasar dan indikator yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya
• Guru menutup pelajaran dengan salam penutup • Menyiapkan materi pelajaran
• Memperhatikan pengabsenan serta apersepsi materi yang akan disajikan
• Mencermati KD dan indikator yang akan dibahas
• Mendengarkan arahan


• Melaksanakan diskusi diawali dengan presentasi kelompok I
• Malakukan tanya jawab bila ditemukan materi yang kurang paham baik dari masing-masing kelompok atau dari guru pengajar



• Mendengarkan pengarahan guru pengajar dari hasil diskusi
• Siswa merangkum materi yang sudah dibahas
• Mencatat kesimpulan




• Mengerjakan evaluasi dalam bentuk tes tertulis

• Mendengarkan dan mencatat kompetensi dasar yang disampaikan unutk dibahas pada hari berikutnya
I. Alat/Sarana/Bahan dan Sumber Belajar
- Alat peraga :Aneka Gambar terkait materi
- Sumber : Sardiman, A.M, dkk. 2006. Khazanah Ilmu Pengetahuan Sosial 3. Solo. PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
- LKS Ratih kelas XI IPS . Sekawan, Klaten.
- LKS Wajar kelas XI IPS Terpadu. Graha Pustaka, Jakarta.
J. PENILAIAN
- Jenis Tagihan : Individu
- Bentuk instrument : pilihan ganda
- Butir tagihan :
1) Ilmu yang mempelajari bumi secara keseluruhan disebut dengan….
a. Hidrologi b. Geologi
c. Geografi d. Filologi
2) Ciri kehidupan yang muncul pada Zaman Paleozoikum adalah dengan adanya……
a. Manusia b. Manusia kera
c. Manusia purba d. Mahkluk bersel satu
3) Ciri kehidupan unik di Zaman Mesozoikum adalah dengan munculnya.
a. Binatang reptil raksasa
b. Manusia kera
c. Amphibi
d. Kera-kera besar
4) Zaman Mesozoikum sering juga disebut dengan Zaman….
a. Primer.
b. Tertua
c. Sekunder
d. Muda
5) Zaman Neozoikum terbagi menjadi 2 Zaman yakni Zman…
a. tersier dan alluvium
b. tersier dan dilluvium
c. alluvium dan dilluvium
d. tersier dan kuarter



e. Kunci Jawaban:
1.B
2.D
3.A
4.C
5.D


K. LEMBAR PENILAIAN SISWA
NO NAMA SISWA
ASPEK
1 YANG
2 DINILAI
3 JUMLAH SKOR NILAI
1
2

ket: 1 keseriusan siswa dalam mengikuti pelajaran
2 Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan
3 ketrampilan berbicara


























LAMPIRAN GAMBAR





Berbagai jenis binatang yang muncul ketika jaman paleozoikum-neozoikum





Bagan pembabakan jaman pra sejarah berdasarakan geologi
NAMA : I PUTU HENDRA MAS MARTAYANA
NIM : 0714021011
SEMESTER : IV
KELAS :A


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


SATUAN PENDIDIKAN : SMP N 2 GEROKGAK
MATA PELAJARAN : SEJARAH
KELAS/PROGRAM : VII A
SEMESTER : I
ALOKASI WAKTU : 2 x 45 MENIT (1 KALI PERTEMUAN)
TAHUN AJARAN : 2008-2009

Kondisi Kelas : Kelas VII A bersebelahan dengan kelas VII B di selatannya dan kantin di sebelah timurnya. Sebelah baratnya ada lapangan upacara dan sebelah utara ada ruang perpustakaan. Lingkungan kelas sering menjadi bising manakala ada kelas lain yang tidak ada jam pelajaran dan semua siswa tumpah ke kantin sehingga konsentrasi siswa menjadi terganggu akibat kebisingan itu. Untuk mengantisipasi jika masalah itu benar-benar terjadi, selaku pendidik, maka siswa akan diarahkan menuju ke perpustakaan yang jaraknya relatif dekat dengan kelas. Karena pada jam-jam seperti itu sangat jarang siswa berkunjung ke perpustakaan. Di samping juga keadaan perpustakaan yang relatif nyaman dan sedikit jauh dari kebisingan kantin.
Kondisi Siswa : Siswa berjumlah 40 orang dan karena kelas yang diajar adalah kelas unggulan di sekolah itu, artinya yang ada di kelas itu adalah siswa-siswi pilihan yang telah disaring dari berbagai siswa SD lewat TPA, maka secara tak langsung antusiasme terhadap palajaran apapun selalu tinggi termasuk terhadap pelajaran sejarah yang dibuktikan dengan sikap kritis dan analitis dan penuh motivasi serta rasa ingin tahu yang begitu besar dari siswa saat mengikuti pelajaran.
Waktu : Alokasi waktu yang diberikan pada mata pelajaran ini adalah 90 menit pada jam CD (pukul 08.30-10.00). Karena alokasi waktu yang diberikan yakni jam CD dari pukul 08.30-10.00, tentu akan berbenturan dengan waktu istirahat siswa pukul 09.15, maka pelajaran tetap disambung dengan harapan konsentrasi siswa tetap fokus dalam mengikuti pelajaran di samping itu materi pelajaran akan terserap secara menyeluruh dan tidak setengah-setengah sehingga apa yang diterima tidak hanya masuk telinga kiri keluar telinga kanan, untuk itu pendidik menyiasati alokasi waktu yang berbenturan itu dengan mengadakan diskusi agar lebih terasa menarik. Selain juga waktu yang masih pagi, daya otak masing-masing siswa sedang hangat-hangatnya sehingga respon siswa dalam mengikuti pelajaran tetap tinggi.


Standar Kompetensi : Menganalisis pembabakan zaman pra sejarah di Indonesia

Kompetensi Dasar: Siswa dapat menganalisis pembabakan zaman pra sejarah berdasarkan geologi
Indikator pencapaian : Siswa dapat menganalisis pembabakan Zaman pra sejarah berdasarkan geologi, mendeskripsikan bentuk dan ciri kehidupan yang muncul pada masa itu serta mampu menjelaskan perkembangan masa selanjutnya.
Uraian materi :
Geologi adalah ilmu yang mempelajari bumi secara keseluruhan. Berdasarkan geologi, terjadinya bumi sampai sekarang dibagi ke dalam empat zaman. Zaman-zaman tersebut merupakan periodisasi atau pembabakan pra sejarah yang terdiri dari zaman Arkaekum (zaman tertua) yang berlangsung 2500 tahun yang lalu, Zaman Paleozoikum (zaman tua) yang berlangsung 340 juta tahun, Zaman Mesozoikum (zaman hidup pertengahan/sekunder) yang berlangsung kira-kira 140 juta tahun dan Zaman Neozoikum (zaman hidup muda) yang terbagi lagi menjadi dua zaman yang memiliki kemunculan ciri serta karakter kehidupan yang berbeda.

A. Metode
Ceramah dan diskusi kelas
B. Materi Diskusi 1 (Zaman Arkaekum dan Paleozoikum)
- Bagaimana keadaan bumi ketika berlangsung Zaman Arkaekum ?
- Kenapa keadaan bumi dikatakan belum stabil ketika Zaman Arkaekum berlangsung?
- Bagaimana dan jenis kehidupan seperti apa yang muncul ketika berlangsung Zaman Paleozoikum? Lihat gambar
2 (Zaman Masozoikum dan Neozoikum)
– Bagaimana ciri kehidupan yang muncul pada Zaman Mesozoikum? Lihat gambar
– Bagaimanakah pembagian Zaman Neozoikum ?
– Apa pula yang menjadi ciri kehidupan masing-masing Zaman?



H. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Lama Pertemuan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Pendahuluan
10 menit










Kegiatan inti 15 menit











35 menit










25 menit


Kegiatan akhir 5 menit • Menciptakan kondisi belajar yang kondusif dengan mengucapkan “Selamat Pagi”
• Mengabsen kehadiran siswa
• Apersepsi materi
• Menyampaikan kompetensi dasar dan indikator yang akan dibahas
• Melakukan proses diskusi




• Proses diskusi I dan II
• Pengarahan siswa untuk mencermati dan mendengarkan dengan baik, bila kurang paham dan kurang jelas dipersilahkan untuk bertanya
• Memberikan motivasi kepada siswa demi kelancaran diskusi




• Mengawasi dan memfasilitasi jalannya diskusi
• Membimbing siswa yang memerlukan bantuan
• Memberikan arahan dan mempertegas jawaban siswa dari hasil diskusi
• Menginstruksikan kepada siswa untuk menyimpulkan hasil diskusi
• Memberikan rangkuman dan kesimpulan atas diskusi yang dilakukan
• Memberikan evaluasi (tes kecil)

• Menyampaikan kompetensi dasar dan indikator yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya
• Guru menutup pelajaran dengan salam penutup • Menyiapkan materi pelajaran
• Memperhatikan pengabsenan serta apersepsi materi yang akan disajikan
• Mencermati KD dan indikator yang akan dibahas
• Mendengarkan arahan


• Melaksanakan diskusi diawali dengan presentasi kelompok I
• Malakukan tanya jawab bila ditemukan materi yang kurang paham baik dari masing-masing kelompok atau dari guru pengajar



• Mendengarkan pengarahan guru pengajar dari hasil diskusi
• Siswa merangkum materi yang sudah dibahas
• Mencatat kesimpulan




• Mengerjakan evaluasi dalam bentuk tes tertulis

• Mendengarkan dan mencatat kompetensi dasar yang disampaikan unutk dibahas pada hari berikutnya
I. Alat/Sarana/Bahan dan Sumber Belajar
- Alat peraga :Aneka Gambar terkait materi
- Sumber : Sardiman, A.M, dkk. 2006. Khazanah Ilmu Pengetahuan Sosial 3. Solo. PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
- LKS Ratih kelas XI IPS . Sekawan, Klaten.
- LKS Wajar kelas XI IPS Terpadu. Graha Pustaka, Jakarta.
J. PENILAIAN
- Jenis Tagihan : Individu
- Bentuk instrument : pilihan ganda
- Butir tagihan :
1) Ilmu yang mempelajari bumi secara keseluruhan disebut dengan….
a. Hidrologi b. Geologi
c. Geografi d. Filologi
2) Ciri kehidupan yang muncul pada Zaman Paleozoikum adalah dengan adanya……
a. Manusia b. Manusia kera
c. Manusia purba d. Mahkluk bersel satu
3) Ciri kehidupan unik di Zaman Mesozoikum adalah dengan munculnya.
a. Binatang reptil raksasa
b. Manusia kera
c. Amphibi
d. Kera-kera besar
4) Zaman Mesozoikum sering juga disebut dengan Zaman….
a. Primer.
b. Tertua
c. Sekunder
d. Muda
5) Zaman Neozoikum terbagi menjadi 2 Zaman yakni Zman…
a. tersier dan alluvium
b. tersier dan dilluvium
c. alluvium dan dilluvium
d. tersier dan kuarter



e. Kunci Jawaban:
1.B
2.D
3.A
4.C
5.D


K. LEMBAR PENILAIAN SISWA
NO NAMA SISWA
ASPEK
1 YANG
2 DINILAI
3 JUMLAH SKOR NILAI
1
2

ket: 1 keseriusan siswa dalam mengikuti pelajaran
2 Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan
3 ketrampilan berbicara


























LAMPIRAN GAMBAR





Berbagai jenis binatang yang muncul ketika jaman paleozoikum-neozoikum





Bagan pembabakan jaman pra sejarah berdasarakan geologi
MAZHAB SYIAH
Syi’ah (Bahasa Arab: شيعة, Bahasa Persia: شیعه) ialah salah satu aliran atau mazhab dalam Islam. Muslim Syi'ah mengikuti Islam sesuai yang diajarkan oleh Nabi Muhammad dan Ahlul Bait-nya. Syi'ah menolak kepemimpinan dari tiga Khalifah Sunni pertama seperti juga Sunni menolak Imam dari Imam Syi'ah. Bentuk tunggal dari Syi'ah adalah Shī`ī (Bahasa Arab: شيعي.) menunjuk kepada pengikut dari Ahlul Bait dan Imam Ali.

Istilah Syi'ah berasal dari kata Bahasa Arab شيعة Syī`ah. Bentuk tunggal dari kata ini adalah Syī`ī شيعي.
"Syi'ah" adalah bentuk pendek dari kalimat bersejarah Syi`ah `Ali شيعة علي artinya "pengikut Ali", yang berkenaan tentang Q.S. Al-Bayyinah ayat khoirulbariyyah, saat turunnya ayat itu Nabi SAW bersabda: "Wahai Ali kamu dan pengikutmu adalah orang-orang yang beruntung" (ya Ali anta wa syi'atuka humulfaaizun)[1]
Syi'ah menurut etimologi bahasa Arab bermakna: pembela dan pengikut seseorang. Selain itu juga bermakna: Setiap kaum yang berkumpul di atas suatu perkara.[2] Adapun menurut terminologi syariat bermakna: Mereka yang menyatakan bahwa Ali bin Abu Thalib sangat utama diantara para sahabat dan lebih berhak untuk memegang tampuk kepemimpinan kaum muslimin, demikian pula anak cucu sepeninggal beliau. [3] Syi'ah, dalam sejarahnya mengalami beberapa pergeseran. Seiring dengan bergulirnya waktu, Syi'ah mengalami perpecahan sebagaimana Sunni juga mengalami perpecahan mazhab.

Ikhtisar
Muslim Syi'ah percaya bahwa Keluarga Muhammad (para Imam Syi'ah) adalah sumber pengetahuan terbaik tentang Qur'an, Islam, Emulation (guru terbaik tentang Islam setelah Muhammad), dan pembawa serta penjaga terpercaya dari tradisi Sunnah Nabi Muhammad.
Secara khusus, Muslim Syi'ah mengakui Ali bin Abi Thalib (sepupu Muhammad, menantu, dan kepala keluarga Ahlul Bait) sebagai penerus kekhalifahan setelah Nabi Muhammad, yang berbeda dengan Khalifah yang diakui oleh Muslim Sunni. Muslim Syi'ah percaya bahwa Ali dipilih melalui perintah langsung dari Nabi Muhammad, dimana perintah Muhammad berarti wahyu dari Allah.
Perbedaan antara pengikut Ahlul Bait dan Abu Bakar menjadikan perbedaan pandangan yang tajam antara Syi'ah dan Sunni dalam penafsiran Al Qur'an, Hadits, mengenai Sahabat, dan hal-hal lainnya. Sebagai contoh perawi Hadits dari Muslim Syi'ah berpusat pada perawi dari Ahlul Bait, sementara yang lainnya seperti Abu Hurairah tidak dipergunakan.
Tanpa memperhatikan perbedaan tentang Khalifah, Syi'ah mengakui otoritas Imam Syi'ah (juga dikenal dengan Khalifah Illahi) sebagai pemegang otoritas agama, walaupun sekte-sekte dalam Syi'ah berbeda dalam siapa pengganti para Imam dan Imam saat ini.
Doktrin
Dalam Syi'ah terdapat apa yang namanya ushuluddin (pokok-pokok agama) dan furu'uddin {masalah penerapan agama). Syi'ah memiliki Lima Ushuluddin:
1. Tauhid, bahwa Allah SWT adalah Maha Esa.
2. Al-‘Adl, bahwa Allah SWT adalah Maha Adil.
3. An-Nubuwwah, bahwa kepercayaan Syi'ah pada keberadaan para nabi sama seperti muslimin lain. I’tikadnya tentang kenabian ialah:
o Jumlah nabi dan rasul Allah ada 124.000.
o Nabi dan rasul terakhir ialah Nabi Muhammad SAW.
o Nabi Muhammad SAW suci dari segala aib dan tiada cacat apa pun. Beliaulah nabi paling utama dari seluruh Nabi yang ada.
o Ahlul Baitnya, yaitu Ali, Fatimah, Hasan, Husain dan 9 Imam dari keturunan Husain adalah manusia-manusia suci.
o Al-Qur'an ialah mukjizat kekal Nabi Muhammad SAW.
4. Al-Imamah, bahwa bagi Syi'ah berarti pemimpin urusan agama dan dunia, yaitu seorang yang bisa menggantikan peran Nabi Muhammad SAW sebagai pemelihara syariah Islam, mewujudkan kebaikan dan ketenteraman umat. Al-hadits yang juga diriwayatkan Sunni: "Para imam setelahku ada dua belas, semuanya dari Quraisy".
5. Al-Ma’ad, bahwa Syi'ah mempercayai kehidupan akhirat.
Sekte dalam Syi'ah
Syi'ah terpecah menjadi 22 sekte[rujukan?]. Dari 22 sekte itu, hanya tiga sekte yang masih ada sampai sekarang, yakni:

Dua Belas Imam
Disebut juga Imamiah atau Itsna 'Asyariah (Dua Belas Imam); dinamakan demikian sebab mereka percaya yang berhak memimpin muslimin hanya imam, dan mereka yakin ada dua belas imam. Aliran ini adalah yang terbesar di dalam Syiah. Urutan imam mereka yaitu:
1. Ali bin Abi Thalib (600–661), juga dikenal dengan Amirul Mukminin
2. Hasan bin Ali (625–669), juga dikenal dengan Hasan al-Mujtaba
3. Husain bin Ali (626–680), juga dikenal dengan Husain asy-Syahid
4. Ali bin Husain (658–713), juga dikenal dengan Ali Zainal Abidin
5. Muhammad bin Ali (676–743), juga dikenal dengan Muhammad al-Baqir
6. Jafar bin Muhammad (703–765), juga dikenal dengan Ja'far ash-Shadiq
7. Musa bin Ja'far (745–799), juga dikenal dengan Musa al-Kadzim
8. Ali bin Musa (765–818), juga dikenal dengan Ali ar-Ridha
9. Muhammad bin Ali (810–835), juga dikenal dengan Muhammad al-Jawad atau Muhammad at Taqi
10. Ali bin Muhammad (827–868), juga dikenal dengan Ali al-Hadi
11. Hasan bin Ali (846–874), juga dikenal dengan Hasan al-Asykari
12. Muhammad bin Hasan (868—), juga dikenal dengan Muhammad al-Mahdi
Ismailiyah
Disebut juga Tujuh Imam; dinamakan demikian sebab mereka percaya bahwa imam hanya tujuh orang dari 'Ali bin Abi Thalib, dan mereka percaya bahwa imam ketujuh ialah Isma'il. Urutan imam mereka yaitu:
1. Ali bin Abi Thalib (600–661), juga dikenal dengan Amirul Mukminin
2. Hasan bin Ali (625–669), juga dikenal dengan Hasan al-Mujtaba
3. Husain bin Ali (626–680), juga dikenal dengan Husain asy-Syahid
4. Ali bin Husain (658–713), juga dikenal dengan Ali Zainal Abidin
5. Muhammad bin Ali (676–743), juga dikenal dengan Muhammad al-Baqir
6. Ja'far bin Muhammad (703–765), juga dikenal dengan Ja'far ash-Shadiq
7. Ismail bin Ja'far (721 – 755), adalah anak pertama Ja'far ash-Shadiq dan kakak Musa al-Kadzim.
Zaidiyah
Disebut juga Lima Imam; dinamakan demikian sebab mereka merupakan pengikut Zaid bin 'Ali bin Husain bin 'Ali bin Abi Thalib. Mereka dapat dianggap moderat karena tidak menganggap ketiga khalifah sebelum 'Ali tidak sah. Urutan imam mereka yaitu:
1. Ali bin Abi Thalib (600–661), juga dikenal dengan Amirul Mukminin
2. Hasan bin Ali (625–669), juga dikenal dengan Hasan al-Mujtaba
3. Husain bin Ali (626–680), juga dikenal dengan Husain asy-Syahid
4. Ali bin Husain (658–713), juga dikenal dengan Ali Zainal Abidin
5. Zaid bin Ali (658–740), juga dikenal dengan Zaid bin Ali asy-Syahid, adalah anak Ali bin Husain dan saudara tiri Muhammad al-Baqir.
Kontroversi tentang Syi'ah
Hubungan antara Sunni dan Syi'ah telah mengalami kontroversi sejak masa awal terpecahnya secara politis dan ideologis antara para pengikut Bani Umayyah dan para pengikut Ali bin Abi Thalib. Sebagian kaum Sunni menyebut kaum Syi'ah dengan nama Rafidhah, yang menurut etimologi bahasa Arab bermakna meninggalkan.[4] Dalam terminologi syariat Sunni, Rafidhah bermakna "mereka yang menolak imamah (kepemimpinan) Abu Bakar dan Umar bin Khattab, berlepas diri dari keduanya, dan sebagian sahabat yang mengikuti keduanya".
Sebagian Sunni menganggap firqah (golongan) ini tumbuh tatkala seorang Yahudi bernama Abdullah bin Saba yang menyatakan dirinya masuk Islam, mendakwakan kecintaan terhadap Ahlul Bait, terlalu memuja-muji Ali bin Abu Thalib, dan menyatakan bahwa Ali mempunyai wasiat untuk mendapatkan kekhalifahan. Syi'ah menolak keras hal ini. Menurut Syiah, Abdullah bin Saba' adalah tokoh fiktif.
Namun terdapat pula kaum Syi'ah yang tidak membenarkan anggapan Sunni tersebut. Golongan Zaidiyyah misalnya, tetap menghormati sahabat Nabi yang menjadi khalifah sebelum Ali bin Abi Thalib. Mereka juga menyatakan bahwa terdapat riwayat-riwayat Sunni yang menceritakan pertentangan diantara para sahabat mengenai masalah imamah Abu Bakar dan Umar.[5]
Sebutan Rafidhah oleh Sunni
Sebutan Rafidhah ini erat kaitannya dengan sebutan Imam Zaid bin Ali yaitu anak dari Imam Ali Zainal Abidin, yang bersama para pengikutnya memberontak kepada Khalifah Bani Umayyah Hisyam bin Abdul-Malik bin Marwan di tahun 121 H.[6]
• Syaikh Abul Hasan Al-Asy'ari berkata: "Zaid bin Ali adalah seorang yang melebihkan Ali bin Abu Thalib atas seluruh shahabat Rasulullah, mencintai Abu Bakar dan Umar, dan memandang bolehnya memberontak terhadap para pemimpin yang jahat. Maka ketika ia muncul di Kufah, di tengah-tengah para pengikut yang membai'atnya, ia mendengar dari sebagian mereka celaan terhadap Abu Bakar dan Umar. Ia pun mengingkarinya, hingga akhirnya mereka (para pengikutnya) meninggalkannya. Maka ia katakan kepada mereka: "Kalian tinggalkan aku?" Maka dikatakanlah bahwa penamaan mereka dengan Rafidhah dikarenakan perkataan Zaid kepada mereka "Rafadhtumuunii".[7]
• Pendapat Ibnu Taimiyyah dalam "Majmu' Fatawa" (13/36) ialah bahwa Rafidhah pasti Syi'ah, sedangkan Syi'ah belum tentu Rafidhah; karena tidak semua Syi'ah menolak Abu Bakar dan Umar sebagaimana keadaan Syi'ah Zaidiyyah.
• Abdullah bin Ahmad bin Hanbal berkata: "Aku telah bertanya kepada ayahku, siapa Rafidhah itu? Maka beliau (Imam Ahmad) menjawab: 'Mereka adalah orang-orang yang mencela Abu Bakar dan Umar'."[8]
• Pendapat yang agak berbeda diutarakan oleh Imam Syafi'i. Meskipun mazhabnya berbeda secara teologis dengan Syi'ah, tetapi ia pernah mengutarakan kecintaannya pada Ahlul Bait dalam diwan asy-Syafi'i melalui penggalan syairnya: "Kalau memang cinta pada Ahlul Bait adalah Rafidhah, maka ketahuilah aku ini adalah Rafidhah".[9
Sejarah hadits
Sejarah hadits, sejak pembentukan hingga saat ini dapat dijelaskan menurut pembagian masa sebagai berikut.
Masa Pembentukan Al Hadist
Berita tentang prilaku Nabi Muhammad (sabda, perbuatan, sikap ) didapat dari seorang sahabat atau lebih yang kebetulan hadir atau menyaksikan saat itu, berita itu kemudian disampaikan kepada sahabat yang lain yang kebetulan sedang tidak hadir atau tidak menyaksikan. Kemudian berita itu disampaikan kepada murid-muridnya yang disebut tabi'in (satu generasi dibawah sahabat) . Berita itu kemudian disampaikan lagi ke murid-murid dari generasi selanjutnya lagi yaitu para tabi'ut tabi'in dan seterusnya hingga sampai kepada pembuku hadist (mudawwin).
Pada masa Sang Nabi masih hidup, Hadits belum ditulis dan berada dalam benak atau hapalan para sahabat. Para sahabat belum merasa ada urgensi untuk melakukan penulisan mengingat Nabi masih mudah dihubungi untuk dimintai keterangan-keterangan tentang segala sesuatu.
Diantara sahabat tidak semua bergaulnya dengan Nabi. Ada yang sering menyertai, ada yang beberapa kali saja bertemu Nabi. Oleh sebab itu Al Hadits yang dimiliki sahabat itu tidak selalu sama banyaknya ataupun macamnya. Demikian pula ketelitiannya. Namun demikian diantara para sahabat itu sering bertukar berita (Hadist) sehingga prilaku Nabi Muhammad banyak yang diteladani, ditaati dan diamalkan sahabat bahkan umat Islam pada umumnya pada waktu Nabi Muhammad masih hidup.
Dengan demikian pelaksanaan Al Hadist dikalangan umat Islam saat itu selalu berada dalam kendali dan pengawasan Nabi Muhammad baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karenanya para sahabat tidak mudah berbuat kesalahan yang berlarut-larut. Al Hadist yang telah diamalkan/ditaati oleh umat Islam dimasa Nabi Muhammad hidup ini oleh ahli Hadist disebut sebagai Sunnah Muttaba'ah Ma'rufah. Itulah setinggi-tinggi kekuatan kebenaran Al Hadist.
Meski pada masa itu Al Hadist berada pada ingatan para sahabat, namun ada sahabat yang menuliskannya untuk kepentingan catatan pribadinya (bukan untuk kepentingan umum). Diantaranya ialah :
1. 'Abdullah bin 'Umar bin 'Ash (dalam himpunan As Shadiqah)
2. 'Ali bin Abi Thalib (dalam shahifahnya mengenai huku-hukum diyat yaitu soal denda atau ganti rugi).
Masa Penggalian
Setelah Nabi Muhammad wafat (tahun 11 H / 632 M) pada awalnya tidak menimbulkan masalah mengenai Al Hadits karena sahabat besar masih cukup jumlahnya dan seakan-akan menggantikan peran Nabi sebagai tempat bertanya saat timbul masalah yang memerlukan pemecahan, baik mengenai Al Hadist ataupun Al Quran. Dan diantara mereka masih sering bertemu untuk berbagai keperluan.
Sejak Kekhalifahan Umar bin Khaththab (tahun 13 - 23 H atau 634 - 644 M) wilayah dakwah Islamiyah dan daulah Islamiyah mulai meluas hingga ke Jazirah Arab, maka mulailah timbul masalah-masalah baru khususnya pada daerah-daerah baru sehingga makin banyak jumlah dan macam masalah yang memerlukan pemecahannya. Meski para sahabat tempat tinggalnya mulai tersebar dan jumlahnya mulai berkurang, namun kebutuhan untuk memecahkan berbagai masalah baru tersebut terus mendorong para sahabat makin saling bertemu bertukar Al Hadist.
Kemudian para sahabat kecil mulai mengambil alih tugas penggalian Al Hadits dari sumbernya ialah para sahabat besar. Kehadiran seorang sahabat besar selalu menjadi pusat perhatian para sahabat kecil terutama para tabi'in. Meski memerlukan perjalanan jauh tidak segan-segan para tabi'in ini berusaha menemui seorang sahabat yang memiliki Al Hadist yang sangat diperlukannya. Maka para tabi'in mulai banyak memiliki Al Hadist yang diterima atau digalinya dari sumbernya yaitu para sahabat. Meski begitu, sekaligus sebagai catatan pada masa itu adalah Al Hadist belum ditulis apalagi dibukukan.
Masa Penghimpunan
Musibah besar menimpa umat Islam pada masa awal Kekhalifahan Ali bin Abi Thalib. Musibah itu berupa permusuhan diantara sebagian umat Islam yang meminta korban jiwa dan harta yang tidak sedikit. Pihak-pihak yang bermusuhan itu semula hanya memperebutkan kedudukan kekhalifahan kemudian bergeser kepada bidang Syari'at dan Aqidah dengan membuat Al Hadist Maudlu' (palsu) yang jumlah dan macamnya tidak tanggung-tanggung guna mengesahkan atau membenarkan dan menguatkan keinginan / perjuangan mereka yang saling bermusuhan itu. Untungnya mereka tidak mungkin memalsukan Al Quran, karena selain sudah didiwankan (dibukukan) tidak sedikit yang telah hafal. Hanya saja mereka yang bermusuhan itu memberikan tafsir-tafsir Al Quran belaka untuk memenuhi keinginan atau pahamnya.
Keadaan menjadi semakin memprihatinkan dengan terbunuhnya Khalifah Husain bin Ali bin Abi Thalib di Karbala (tahun 61 H / 681 M). Para sahabat kecil yang masih hidup dan terutama para tabi'in mengingat kondisi demikian itu lantas mengambil sikap tidak mau lagi menerima Al Hadist baru, yaitu yang sebelumnya tidak mereka miliki. Kalaupun menerima, para shabat kecil dan tabi'in ini sangat berhat-hati sekali. Diteliti dengan secermat-cermatnya mengenai siapa yang menjadi sumber dan siapa yang membawakannya. Sebab mereka ini tahu benar siapa-siapa yang melibatkan diri atau terlibat dalam persengketaan dan permusuhan masa itu. Mereka tahu benar keadaan pribadi-pribadi sumber / pemberita Al Hadist. Misal apakah seorang yang pelupa atau tidak, masih kanak-kanak atau telah udzur, benar atau tidaknya sumber dan pemberitaan suatu Al Hadist dan sebagainya. Pengetahuan yang demikian itu diwariskan kepada murid-muridnya ialah para tabi'ut tabi'in.
Umar bin Abdul Aziz seorang khalifah dari Bani Umayah (tahun 99 - 101 H / 717 - 720 M) termasuk angkatan tabi'in yang memiliki jasa yang besar dalam penghimpunan Al Hadist. Para kepala daerah diperintahkannya untuk menghimpun Al Hadist dari para tabi'in yang terkenal memiliki banyak Al Hadist. Seorang tabi'in yang terkemuka saat itu yakni Muhammad bin Muslim bin 'Ubaidillah bin 'Abdullah bin Syihab Az Zuhri (tahun 51 - 124 H / 671 - 742 M) diperintahkan untuk melaksanakan tugas tersebut. Untuk itu beliau Az Zuhri menggunakan semboyannya yang terkenal yaitu al isnaadu minad diin, lau lal isnadu la qaala man syaa-a maa syaa-a (artinya : Sanad itu bagian dari agama, sekiranya tidak ada sanad maka berkatalah siapa saja tentang apa saja).
Az Zuhri melaksanakan perintah itu dengan kecermatan yang setinggi-tingginya, ditentukannya mana yang Maqbul dan mana yang Mardud. Para ahli Al Hadits menyatakan bahwa Az Zuhri telah menyelamatkan 90 Al Hadits yang tidak sempat diriwayatkan oleh rawi-rawi yang lain.
Di tempat lain pada masa ini muncul juga penghimpun Al Hadist yang antara lain :
• di Mekkah - Ibnu Juraid (tahun 80 - 150 H / 699 - 767 M)
• di Madinah - Ibnu Ishaq (wafat tahun 150 H / 767 M)
• di Madinah - Sa'id bin 'Arubah (wafat tahun 156 H / 773 M)
• di Madinah - Malik bin Anas (tahun 93 - 179 H / 712 - 798 M)
• di Madinah - Rabi'in bin Shabih (wafat tahun 160 H / 777 M)
• di Yaman - Ma'mar Al Ardi (wafat tahun 152 H / 768 M)
• di Syam - Abu 'Amar Al Auzai (tahun 88 - 157 H / 707 - 773 M)
• di Kufah - Sufyan Ats Tsauri (wafat tahun 161 H / 778 M)
• di Bashrah - Hammad bin Salamah (wafat tahun 167 H / 773 M)
• di Khurasan - 'Abdullah bin Mubarrak (tahun 117 - 181 H / 735 - 798 M)
• di Wasith (Irak) - Hasyim (tahun 95 - 153 H / 713 - 770 M)
• - Jarir bin 'Abdullah Hamid (tahun 110 - 188 H / 728 - 804 M)
Yang perlu menjadi catatan atas keberhasilan masa penghimpunan Al Hadist dalam kitab-kitab di masa Abad II Hijriyah ini, adalah bahwa Al Hadist tersebut belum dipisahkan mana yang Marfu', mana yang Mauquf dan mana yang Maqthu'.

Masa Pendiwanan dan Penyusunan
Usaha pendiwanan (yaitu pembukuan, pelakunya ialah pembuku Al Hadits disebut pendiwan) dan penyusunan Al Hadits dilaksanakan pada masa abad ke 3 H. Langkah utama dalam masa ini diawali dengan pengelompokan Al Hadits. Pengelompokan dilakukan dengan memisahkan mana Al Hadits yang marfu', mauquf dan maqtu'. Al Hadits marfu' ialah Al Hadits yang berisi perilaku Nabi Muhammad, Al Hadits mauquf ialah Al Hadits yang berisi perilaku sahabat dan Al Hadits maqthu' ialah Al Hadits yang berisi perilaku tabi'in. Pengelompokan tersebut diantaranya dilakukan oleh :
• Ahmad bin Hambal
• 'Abdullan bin Musa Al 'Abasi Al Kufi
• Musaddad Al Bashri
• Nu'am bin Hammad Al Khuza'i
• 'Utsman bin Abi Syu'bah
Yang paling mendapat perhatian paling besar dari ulama-ulama sesudahnya adalah Musnadul Kabir karya Ahmad bin Hambal (164-241 H / 780-855 M) yang berisi 40.000 Al Hadits, 10.000 diantaranya berulang-ulang. Menurut ahlinya sekiranya Musnadul Kabir ini tetap sebanyak yang disusun Ahmad sendiri maka tidak ada hadist yang mardud (tertolak). Mengingat musnad ini selanjutnya ditambah-tambah oleh anak Ahmad sendiri yang bernama 'Abdullah dan Abu Bakr Qathi'i sehingga tidak sedikit termuat dengan yang dla'if dan 4 hadist maudlu'.
Adapun pendiwanan Al Hadits dilaksanakan dengan penelitian sanad dan rawi-rawinya. Ulama terkenal yang mempelopori usaha ini adalah :
Ishaq bin Rahawaih bin Mukhlad Al Handhali At Tamimi Al Marwazi (161-238 H / 780-855 M)
Ia adalah salah satu guru Ahmad bin Hambal, Bukhari, Muslim, At Tirmidzi, An Nasai.
Usaha Ishaq ini selain dilanjutkan juga ditingkatkan oleh Bukhari, kemudian diteruskan oleh muridnya yaitu Muslim. Akhirnya ulama-ulama sesudahnya meneruskan usaha tersebut sehingga pendiwanan kitab Al Hadits terwujud dalam kitab Al Jami'ush Shahih Bukhari, Al Jamush Shahih Muslim As Sunan Ibnu Majah dan seterusnya sebagaimana terdapat dalam daftar kitab masa abad 3 hijriyah.
Yang perlu menjadi catatan pada masa ini (abad 3 H) ialah telah diusahakannya untuk memisahkan Al Hadits yang shahih dari Al Hadits yang tidak shahih sehingga tersusun 3 macam Al Hadits, yaitu :
• Kitab Shahih - (Shahih Bukhari, Shahih Muslim) - berisi Al Hadits yang shahih saja
• Kitab Sunan - (Ibnu Majah, Abu Dawud, At Tirmidzi, An Nasai, Ad Damiri) - menurut sebagian ulama selain Sunan Ibnu Majah berisi Al Hadit shahih dan Al Hadits dla'if yang tidak munkar.
• Kitab Musnad - (Abu Ya'la, Al Hmaidi, Ali Madaini, Al Bazar, Baqi bin Mukhlad, Ibnu Rahawaih) - berisi berbagai macam Al Hadits tanpa penelitian dan penyaringan. Oleh seab itu hanya berguna bagi para ahli Al Hadits untuk bahan perbandingan.
Apa yang telah dilakukan oleh para ahli Al Hadits abad 3 Hijriyah tidak banyak yang mengeluarkan atau menggali Al Hadits dari sumbernya seperti halnya ahli Al Hadits pada adab 2 Hijriyah. Ahli Al Hadits abad 3 umumnya melakukan tashhih (koreksi atau verifikasi) saja atas Al Hadits yang telah ada disamping juga menghafalkannya. Sedangkan pada masa abad 4 hijriyah dapat dikatakan masa penyelesaian pembinaan Al Hadist. Sedangkan abad 5 hijriyah dan seterusnya adalah masa memperbaiki susunan kitab Al Hadits, menghimpun yang terserakan dan memudahkan mempelajarinya.